Etika buang hajat  

www.tips-fb.com Posted by Jajilah zahra in

Etika Buang Hajat

1. Segera membuang hajat.
Apabila seseorang merasa akan buang air maka hendaknya bersegera
melakukannya, karena hal tersebut berguna bagi agamanya dan bagi
kesehatan jasmani.

2. Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat).
berdasarkan hadits yang bersumber dari al-Mughirah bin Syu`bah
Radiyallaahu 'anhu disebutkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa sallam apabila pergi untuk buang air (hajat) maka beliau
menjauh”. (Diriwayat-kan oleh empat Imam dan dinilai shahih oleh Al-
Albani). 3. Menghindari tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan
manusia dan tempat berteduh mereka. Sebab ada hadits dari Mu`adz
bin Jabal Radhiallaahu 'anhu yang menyatakan demikian.

4. Tidak mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang
demikian itu supaya aurat tidak kelihatan. Di dalam hadits yang
bersumber dari Anas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan: “Biasanya
apabila Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam hendak membuang
hajatnya tidak mengangkat (meninggikan) kainnya sehingga sudah
dekat ke tanah. (HR. Abu Daud dan At-Turmudzi, dinilai shahih oleh
Albani).

5. Tidak membawa sesuatu yang mengandung penyebutan Allah
kecuali karena terpaksa. Karena tempat buang air (WC dan yang
serupa) merupakan tempat kotoran dan hal-hal yang najis, dan di situ
setan berkumpul dan demi untuk memelihara nama Allah dari
penghinaan dan tindakan meremehkannya.

6. Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat, berdasar-kan
hadits yang bersumber dari Abi Ayyub Al-Anshari Shallallaahu 'alaihi
wa sallam menyebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda: “Apabila kamu telah tiba di tempat buang air,
maka janganlah kamu menghadap kiblat dan jangan pula
membelakanginya, apakah itu untuk buang air kecil ataupun air besar.
Akan tetapi menghadaplah ke arah timur atau ke arah barat”.
(Muttafaq’alaih).

Ketentuan di atas berlaku apabila di ruang terbuka saja. Adapun jika
di dalam ruang (WC) atau adanya pelindung / penghalang yang
membatasi antara si pembuang hajat dengan kiblat, maka boleh
menghadap ke arah kiblat.

7. Dilarang kencing di air yang tergenang (tidak mengalir), karena
hadits yang bersumber dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Jangan sekali-kali seorang diantara kamu buang air kecil di air yang
menggenang yang tidak mengalir kemudian ia mandi di situ”.
(Muttafaq’alaih).

8. Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan, karena hadits yang
bersumber dari Abi Qatadah Radhiallaahu 'anhu menyebutkan
bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Jangan
sekali-kali seorang diantara kamu memegang dzakar (kemaluan)nya
dengan tangan kanannya di saat ia kencing, dan jangan pula bersuci
dari buang air dengan tangan kanannya.” (Muttafaq’alaih).

9. Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk, tetapi boleh jika sambil
berdiri. Pada dasarnya buang air kecil itu di lakukan sambil duduk,
berdasarkan hadits `Aisyah Radhiallaahu 'anha yang berkata: Siapa
yang telah memberitakan kepada kamu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam kencing sambil berdiri, maka jangan kamu percaya,
sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah kencing
kecuali sambil duduk. (HR. An-Nasa`i dan dinilai shahih oleh Al-
Albani). Sekalipun demikian seseorang dibolehkan kencing sambil
berdiri dengan syarat badan dan pakaiannya aman dari percikan air
kencingnya dan aman dari pandangan orang lain kepadanya. Hal itu
karena ada hadits yang bersumber dari Hudzaifah, ia berkata: “Aku
pernah bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam (di suatu
perjalanan) dan ketika sampai di tempat pembuangan sampah suatu
kaum beliau buang air kecil sambil berdiri, maka akupun menjauh
daripadanya. Maka beliau bersabda: “Mendekatlah kemari”. Maka aku
mendekati beliau hingga aku berdiri di sisi kedua mata kakinya. Lalu
beliau berwudhu dan mengusap kedua khuf-nya.” (Muttafaq alaih).

10. Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali darurat. berdasarkan
hadits yang bersumber dari Ibnu Umar Shallallaahu 'alaihi wa sallam
diriwayatkan: “Bahwa sesungguhnya ada seorang lelaki lewat,
sedangkan Rasulullah saw. sedang buang air kecil. Lalu orang itu
memberi salam (kepada Nabi), namun beliau tidak menjawabnya. (HR.
Muslim).

11. Makruh bersuci (istijmar) dengan mengunakan tulang dan kotoran
hewan, dan disunnatkan bersuci dengan jumlah ganjil. Di dalam hadits
yang bersumber dari Salman Al-Farisi Radhiallaahu 'anhu disebutkan
bahwasanya ia berkata: “Kami dilarang oleh Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam beristinja (bersuci) dengan menggunakan kurang dari
tiga biji batu, atau beristinja dengan menggunakan kotoran hewan
atau tulang. (HR. Muslim).

Dan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa
yang bersuci menggunakan batu (istijmar), maka hendaklah diganjilkan.”

12. Disunnatkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan
keluar dengan kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masingmasing.
Dari Anas bin Malik Radhiallaahu 'anhu diriwayatkan bahwa ia
berkata: “Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam apabila
masuk ke WC mengucapkan :

ث (متفق عبيه ائ ب خ وال ث ب خ ال ن م ك ب وذ ني أع : م إ # له# ل ( ا

“Allaahumma inni a’udzubika minal khubusi wal khabaaits"
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pada syetan jantan dan
setan betina”.

Dan apabila keluar, mendahulukan kaki kanan sambil mengucapkan :
ك ان فر غ Gufraanaka (ampunan-Mu ya Allah).

13. Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat. Di dalam hadis
yang bersumber dari Abu Hurairah ra. diriwayatkan bahwasanya “Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa sallam menunaikan hajatnya (buang air)
kemudian bersuci dari air yang berada pada sebejana kecil, lalu
menggosokkan tangannya ke tanah. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

Diambil dari :
Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, Saudi Arabia
Karangan :
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz

sahabat..semoga tulisan ini bermanfaat...

0 comments

Posting Komentar

Contributors

aku bukan manusia sempurna aku menyadari bahwa diri masih banyak kekurangan tapi aku bersyukur dengan keadaanku saat ini aku bersyukur ALLAH masih memberi kesempatan untuk selalu memperbaiki diri dan belajar hidup dari siapapun yang ku temui dan dari keadaan apapun aku yakin pasti ada hikmah di setiap kejadian belajar untuk menjadi orang yang lebih ikhlas.sabar tawaddu,berani,lebih bijak dalam menghadapi dunia yang fana ini....insyALLAH.... blog ini jg saya bikin untuk naruh artikel2 yang bermanfaat untuk pembelajaran diri sendiri dan semoga bermanfaat buat temen2 yang mau nongkrong di blogku he he makasih ya !kalau da khilaf dan salah mohon maafkan...salam ukhuwah fillah

Pengikut